Sariagri - Konflik Rusia-Ukraina telah mengakibatkan gangguan dalam rantai pasokan pupuk global karena kedua negara memutuskan untuk menangguhkan ekspor pupuknya.
Kondisi itu memberikan tekanan terhadap pasar pupuk kalium Cina yang masih bergantung pada kalium impor. Kalium merupakan pupuk yang sering digunakan pada tanaman komoditas utama.
Namun, para ahli menyebut dampak konflik terhadap pasokan pupuk di pasar domestik secara umum bersifat terbatas. Hal ini lantaran Cina telah mengubah kebijakan domestiknya.
Kementerian Pertanian Ukraina melarang ekspor pupuk menyusul langkah serupa yang diterapkan Rusia.
Peneliti dari Akademi Ilmu Sosial Cina, Li Guoxiang, mengatakan kepada Global Times, penangguhan ekspor itu memberi tekanan pada harga pupuk domestik yang sudah melambung tinggi.
Guna mengantisipasi masalah itu, Cina telah mendorong pengembangan rantai pasokan pupuk hijau selama beberapa tahun terakhir. Sebagai upaya untuk memastikan produksi biji-bijian dalam menghadapi kenaikan biaya pupuk, Beijing juga terus menawarkan subsidi kepada petani.
Menurut Jaringan Bisnis Cina (CBN), mengutip data Asosiasi Sarana Produksi Pertanian Cina diketahui indeks harga grosir kalium klorida telah melonjak 90,54 persen dalam nilai tahun ke tahun.
Nitrogen (kebanyakan dalam bentuk urea), fosfor, dan kalium merupakan tiga nutrisi utama dalam pupuk komersial. Cina sepenuhnya mandiri dalam urea dan fosfor. Namun, negara itu harus mengimpor kalium dari Kanada, Rusia, dan Belarus.
Tahun lalu, Cina mengimpor potasium klorida 2,25 juta ton dari Rusia, menyumbang sekitar 30 persen dari total impor negara itu.
Video:
https://pertanian.sariagri.id/90799/cara-cina-antisipasi-kenaikan-harga-pupuk-dampak-konflik-rusia-ukraina?utm_source=dlvr.it&utm_medium=blogger&utm_campaign=Google%20SariAgri.id
https://pertanian.sariagri.id/90799/cara-cina-antisipasi-kenaikan-harga-pupuk-dampak-konflik-rusia-ukraina?utm_source=dlvr.it&utm_medium=blogger&utm_campaign=Google%20SariAgri.id
Posting Komentar