Sariagri - Sariagri - Bergelar master IT, Sailesh Chudasama memutuskan menekuni dunia budidaya ikan di Ghana, khususnya bioflok. Ia percaya, selain membuka lapangan kerja, produksi bioflok seperti udang dan nila, dapat meningkatkan ketahanan pangan di negaranya dan Afrika. Sailesh Chudasama mengaku, dalam perjalanan studi pascasarjana ia banyak menghabiskan cukup banyak waktu di peternakan ikan yang menggunakan teknologi modern, dan mengikuti beberapa program pelatihan teknologi bioflok. Awalnya, Chudasama pernah menjalani budidaya ikan di Kenya. Meski peluangnya baik, namun ia melihat budidaya perikanan di negara tersebut tidak intensif teknologi. "Setelah beberapa lama bertani tambak di Kenya, saya memutuskan untuk menjajaki peluang bisnis di Ghana, di mana saya mulai membangun tangki terpal untuk pembudidaya ikan, dan mendapatkan cukup banyak bisnis membangun berbagai struktur lain dari terpal," katanya, seperti dilansir The Fish Site. Chudasama mengatakan, meski penting, penerapan teknologi pada budidaya ikan masih kurang. Karenanya, ia mulai membangun perusahaan untuk mengembangkan dan mempromosikan teknologi bioflok. Selain di Ghana dan Kenya, Chudasama juga pernah bekerja di India. Dan ia melihat sejumlah perbedaan sektor akuakultur di negara-negara tersebut.  Di India, ia melihat penerapan teknologi dalam budidaya sangat tinggi. Banyak peternakan, kecil dan besar, menggunakan teknologi bioflok. Dukungan pemerintah untuk penelitian dan pengembangan juga cukup besar, dan ada subsidi yang layak untuk pembudidaya ikan. Di India, ia bekerja dengan cukup banyak pembudidaya ikan yang terlibat dalam aplikasi teknologi selama sepuluh tahun. Ia menghabiskan sebagian besar waktu di laboratorium pertanian untuk memastikan peralatan beroperasi dengan baik. "Dalam beberapa tahun terakhir, akuakultur di India telah menikmati pertumbuhan yang stabil, terutama dalam aplikasi teknologi. Tapi ini tidak terjadi untuk Kenya dan Ghana," ujarnya. "Tetapi saya percaya bahwa dengan teknologi bioflok dapat dengan cepat mengembalikan posisi Ghana sebagai negara pembudidaya ikan. Saya didorong oleh minat yang ditunjukkan dalam program bioflok. Saya memiliki daftar orang yang menunggu untuk bergabung dengan program pelatihan kami. Di Ghana, saya juga telah menyiapkan unit percontohan bioflok yang berfungsi sebagai pengaturan pelatihan dan bukti konsep," tambahnya. Keungulan bioflok Menurut Chudasama teknologi bioflok memiliki sejumlah keunggulan. Sistem ini dapat meningkatkan kualitas air dalam budidaya dengan menyeimbangkan karbon dan nitrogen. "Ini adalah metode berkelanjutan untuk mengontrol kualitas air, yang memungkinkan Anda mengubah bahan limbah menjadi protein mikroba, untuk menyediakan pakan tambahan yang berharga. Saya percaya bahwa teknologi bioflok dapat mengubah akuakultur di Ghana dan Afrika," jelasnya. "Melalui teknologi bioflok, kami dapat mengatasi masalah biaya pakan yang tinggi sambil melipatgandakan hasil pertanian. Kami juga mengubah masalah pembuangan limbah menjadi berkah, dengan mengubah produk limbah menjadi bakteri bermanfaat yang meningkatkan laju pertumbuhan ikan. Dan, karena produk teknologi bioflok organik, petani menikmati harga premium," ungkapnya menambahkan. Untuk mempromosikan teknologi bioflok, ia juga telah meluncurkan media promosi serta program pelatihan untuk investor dan pembudidaya ikan. "Alasan utama saya melakukan ini adalah bahwa Ghana layak menghasilkan lebih banyak ikan daripada yang dilakukannya sekarang. Ia mengimpor 60 persen ikan yang dikonsumsinya, akibat penurunan tajam hasil tangkapan ikan laut. Ada cukup banyak orang Ghana terdidik yang, dengan pelatihan yang kami berikan, dapat memperoleh penghasilan yang baik dengan menghasilkan protein organik berkualitas," ujarnya. Menurutnya, bioflok adalah teknologi masa depan, khususnya di Ghana. Namun petani membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan. "Ini sangat penting. Dan bergabunglah dengan program seperti milik kami yang memberikan dukungan terus-menerus," tandasnya. Chudasama menambahkan, bioflok bekerja paling baik dengan nila dan udang. Namun, spesies lain seperti ikan lele juga telah diamati sangat berhasil dalam sistem ini. Chudasama mengaku akuakultur dapat memenuhi kebutuhan pangan di Afrika dan Ghana, yang populasinya terus bertambah. Melalui akuakultur, Ghana dan Afrika dapat menutup kesenjangan antara pasokan dan permintaan ikan, dan menghemat jumlah besar yang saat ini dihabiskan untuk impor ikan. "Ikan merupakan sumber protein berharga yang akan meningkatkan ketahanan pangan. Dan yang paling penting, akuakultur diakui sebagai salah satu bisnis paling menguntungkan di mana saja, saat ini. Akuakultur menciptakan banyak pekerjaan di seluruh rantai nilai," katanya. "Saya ingin membagikan pengetahuan saya kepada sebanyak mungkin orang Afrika. Dan bantu sebanyak mungkin pengusaha Afrika untuk mendirikan peternakan bioflok yang sukses," tambah Chudasama. 
https://pertanian.sariagri.id/91625/demi-ketahanan-pangan-di-ghana-dan-afrika-petani-ini-promosikan-teknologi?utm_source=dlvr.it&utm_medium=blogger&utm_campaign=Google%20SariAgri.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama