Sariagri - Kementerian Pertanian dan Industri Makanan Malaysia secara aktif mencari bahan baku, termasuk input pertanian, dari negara lain seiring dengan belum berakhirnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Sekjen Kementerian Pertanian Malaysia, Datuk Haslina Abdul Hamid, mengatakan bahwa negaranya mengimpor beberapa input pertanian dari kedua negara yang tengah berkonflik tersebut. Meskipun sejauh ini kondisi itu tidak menimbulkan implikasi besar pada sektor pertanian, tetapi pihaknya tengah melihat produsen utama lainnya. “Memang kami mengimpor bahan baku dari Rusia dan Ukraina, tetapi kami juga berusaha mencari solusi dengan negara sumber lain, yaitu untuk bahan baku seperti minyak, pupuk, yang merupakan input utama pertanian,” ujar Haslina, seperti dikutip Bernama. Sebelum perang, tambahnya, Malaysia berhasil mendatangkan sebagian besar input pertanian yang cukup untuk satu hingga dua bulan. Sementara itu, gejolak di Rusia-Ukraina juga turut mempengaruhi harga pakan ternak di pasar dunia. “(Kenaikan harga) dedak itu normal, tergantung harga pasar dunia. Sekarang dengan situasi saat ini sedikit terpengaruh, tetapi sejauh ini tidak berimplikasi besar, dan kami selalu memastikan situasi terkendali,” terangnya.  Sebelumnya pada awal Maret lalu, Menteri Pertanian dan Industri Makanan Malaysia, Datuk Seri Ronald Kiandee, menyebut negaranya memiliki ketergantungan pada barang-barang yang diproduksi oleh Rusia dan Ukraina. Kiandee menjelaskan bahwa jika krisis Rusia—Ukraina terus berkepanjangan, Pemerintah Malaysia tidak akan mengabaikan penerapan langkah-langkah alternatif, termasuk mendorong penggunaan pupuk organik di sektor pertanian untuk menggantikan pupuk kimia. Langkah itu disiapkan karena memperhitungkan Rusia sebagai salah satu produsen pupuk terkemuka di dunia. Video terkini:
https://pertanian.sariagri.id/90955/imbas-konflik-rusia-ukraina-malaysia-cari-input-pertanian-dari-negara-lain?utm_source=dlvr.it&utm_medium=blogger&utm_campaign=Google%20SariAgri.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama