Sariagri - Dunia pertanian identik dengan laki-laki dengan pekerjaan yang penuh dengan keringat di bawah sinar matahari. Padahal dunia pertanian dan pangan begitu luas serta tidak hanya pria saja yang bisa bergelut di dunia tersebut. Dalam sebuah kesempatan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan program-program yang sejalan dengan kesetaraan antara pria dan wanita dalam membangun pertanian. Wanita kini memiliki kebebasan akses terhadap sumber daya yang sama dengan pria. Enam wanita ini dikenal memiliki kiprah yang moncer di sektor pangan dan pertanian. Wanita tangguh ini mengeluarkan berbagai kebijakan pertanian yang tidak hanya memajukan petani namun memperbaiki ekonomi lewat pertanian. Siapa saja mereka? 1. Etik Suryani Etik Suryani adalah Bupati Sukoharjo, Jawa Tengah. Di bawah kepemimpinan Bupati Etik, Kabupaten Sukoharjo menjadi pelaksana kegiatan superprioritas terluas se-Indonesia yakni optimalisasi peningkatan Indeks Pertamanan (IP 400) seluas 10.000 hektare pada 2022. Mengutip situs resmi PPID Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten penyangga pangan di Jawa Tengah dengan potensi produksi padi yang tinggi. Bupati Etik melihat bahwa sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang paling eksis penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di sisi lain, terdapat kendala di samping melimpahnya hasil panen yaitu adanya keterbatasan hasil panen. Pada Januari 2022 Pemkab Sukoharjo mengadakan bazar produk tani yang diharapkan membuat para pelaku sektor pertanian, khususnya kelompok tani, Gapoktan, dan KWT, dapat lebih produktif dan menunjukkan karyanya di tengah pandemi COVID-19. 2. Indah Megahwati Direktur Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Indah Megawati sukses menjalankan program KUR. Program KUR ini dilaporkan dapat mendukung dan meningkatkan produksi dan nilai tambah pertanian. Adapun pengembangan KUR Klaster Pertanian bertujuan memudahkan petani dalam mendapatkan akses pembiayaan KUR dari bank. Selain itu, BUMDES akan membantu memasarkan pada para pembeli serta dengan adanya klaster ini dapat meningkatkan kepercayaan bank. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, KUR Pertanian memiliki sejumlah keutamaan dalam hal peningkatan produktivitas dan memacu kesejahteraan petani. Pada 2021, Kementan mengalokasikan dana program KUR Pertanian sebesar Rp 70 triliun. Sedangkan pada 2022, jumlahnya mengalami kenaikan cukup drastis menjadi Rp90 triliun. “Peran kami dalam Kementan tentunya mempersiapkan individu atau kelompok kemitraan yang tentunya menggunakan pembiayaan dengan KUR. Kita akan memberi kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan menerima penjaminan kredit atau pembiayaan, melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit atau pembiayaan serta memfasilitasi hubungan antara usaha tani dan Koperasi,” kata Indah saat peringatan Hari Kartini 2022 yang digelar oleh Kementan. 3. Tri Mumpuni Tri Mumpuni adalah Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan. Dalam sebuah kesempatan, Tri Mumpuni mengatakan bahwa sangat disayangkan jika para petani, yang menghasilkan pangan sehat, justru hanya membawa makanan instan ke rumahnya. Para petani masih menganggap makanan instan sehat padahal makanan tersebut dapat menimbulkan penyakit. Tri Mumpuni merasa bahwa lebih baik jika para petani membawa hasil tanamannya sebagai makanan sehat yang dibawa ke keluarganya. 4. Erika B. Laconi Erika B. Laconi merupakan Guru Besar IPB University. Mengutip situs Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Dr. Erika Budiarti Laconi adalah perempuan pertama yang menjabat Wakil Rektor IPB. Prof Erika juga disebut sebagai perempuan pertama yang menduduki jabatan Wakil Rektor IPB di sepanjang sejarah kepemimpinan IPB. Menurutnya, peran perempuan dalam pendidikan yaitu Ibu, adalah pendidik utama. Pendidikan itu bermula dari keluarga dan ada di ibu. Dalam sebuah kesempatan, Erika menjelaskan bahwa terdapat tiga sentra pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan penting bagi Ibu untuk mendampingi anak yang lahir sebagai generasi digital. Prof Erika juga menjelaskan, pendidikan perempuan di Indonesia di atas rata-rata Asia dan Dunia. Sebanyak 56 persen mahasiswi di perguruan tinggi, dan tingkat kecepatan penyelesaian studi ada pada mahasiswi. 5. Widiyanti Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten Widyan berhasil mengenalkan produk khas Klaten yaitu Rojolele Srinuk, yang merupakan kultivar padi lokal unggulan yang berasal dari Kabupaten Klaten. Srinuk berasal dari kata SRI (Dewi Padi) dan INUK yang berarti sangat enak sekali. Dapat diartikan juga sebagai singkatan Inovasi Nuklir Indonesia. Srinuk merupakan hasil pengembanan dan rekayasa genetika varietas padi rojolele. Meskipun produk unggulan, minat petani untuk menanam varietas ini sebelumnya menurun lantaran karena banyak kelemahan dibandingkan varietas lainnya. Oleh sebab itu, terdapat upaya perbaikan terhadap varietas Rojolele oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) dengan radiasi sinar gamma pada dosis 200 grey. Mengutip situs resmi Kabupaten Klaten, keunggulan Srinuk adalah mempunyai umur lebih pendek yakni kurang dari 120 hari, tinggi tanaman sekitar 105 cm sehingga tidak mudah rebah. Selain itu, varietas ini tahan hama dan produksinya lebih tinggi mencapai 9,75 ton per hektare bila dibandingkan dengan induknya yang hanya mencapai 7 ton per hektare. 6. Lia Nuryanah Lia Nuryanah adalah Kepala Desa Cikondang, Kecamatan Hantara, Kuningan. Ia terpilih sebagai Kepala Desa di usia yang cukup muda yaitu 27 tahun. Kepala desa muda ini adalah lulusan IPB. Dari latar belakangnya tersebut, Lia membuat program keunggulan yang berhubungan dengan pertanian. Dalam lingkup masyarakat, Lia juga sering mengkampanyekan warga untuk tetap bercocok tanam. Ia juga berhasil membangun dan mengembangkan wisata edukasi yang berbasis pertanian. Salah satu komoditasnya adalah singkong, sebagai pangan alternatif yang sedang dikembangkan di desa Cikondang. “Kami memberikan pelatihan dan menerima kunjungan sebagai peran Gucakusi dalam Edukasi. Kemudian terdapat Saung Cassava yaitu sebagai wadah untuk memfasilitasi produk olahan dari singkong dengan konsep fasilitasi manajamen dan pendampingan mulai dari sampai pemasaran serta Desa hadir melalui Bumdes dalam peran pengelolaan dan penampungan hasil panen,” jelas Lia.
https://pertanian.sariagri.id/94060/kenalkan-enam-wanita-kuat-yang-berkiprah-di-sektor-pertanian-indonesia?utm_source=dlvr.it&utm_medium=blogger&utm_campaign=Google%20SariAgri.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama