Sariagri - Ilmuwan India berhasil mengembangkan proses pengolahan residu pertanian menjadi enzim industri bernilai tinggi dengan biaya yang murah dan berkelanjutan. Mereka menggunakan bakteri yang diisolasi dari limbah tebu untuk mengolah residu pertanian seperti dedak gandum, limbah sagu, dan dedak padi. Seperti halnya di Indonesia, residu pertanian tersebut banyak ditemukan di India sebagai negara yang hidup dari sektor agraris. Residu pertanian ini murah dan mengandung banyak sumber karbon dan nitrogen, namun tim ilmuwan dari Indian Institute of Technology Madras berusaha mencari cara untuk mengolahnya lebih lanjut menjadi enzim industri yang punya nilai lebih.Dalam produksi tekstil, kertas, deterjen, dan obat-obatan, enzim industri seperti alfa-amilase dan selulase sangat diminati. Pada tahun 2021, pasar untuk enzim ini diperkirakan mencapai 1,27 miliar dolar AS. Hampir 100–150 juta ton biomassa diproduksi setiap tahun, demikian dikutip dari krishijagran.com. Penggunaan biomassa lignoselulosa non-makanan untuk menghasilkan enzim yang penting bagi industri dan etanol selulosa generasi kedua sebagai bahan bakar alternatif, telah mendapat perhatian internasional. Residu pertanian seperti dedak gandum, limbah sagu, dan dedak padi dinilai potensial untuk menghasilkan ezim industri tersebut. Namun struktur kompleks dari residu ini membatasi proses hidrolisis enzim. Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti mencari mikroorganisme tunggal yang dapat menghasilkan banyak enzim. Melalui berbagai penelitian, mereka menemukan bakteri Bacillus sp PM06 yang diisolasi dari limbah tebu untuk menghidrolisis limbah lignoselulosa berbiaya rendah seperti dedak gandum, limbah sagu, dan dedak padi tanpa perlakuan awal.Ketika organisme ini tumbuh dengan adanya biomassa lignoselulosa, pati dan selulosa dipecah, menghasilkan produksi enzim alfa-amilase dan selulase. Etanol dan asam asetat juga diproduksi, keduanya memiliki aplikasi di berbagai industri. Substrat yang paling menjanjikan dalam proses ini adalah dedak gandum, diikuti oleh ampas sagu dan dedak padi. Studi ini unik karena menghasilkan biofuel terbarukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Penelitian selanjutnya dapat melihat penggunaan Bacillus sp PM06 untuk memproduksi etanol dalam skala besar.
https://pertanian.sariagri.id/95311/menyulap-limbah-pertanian-jadi-enzim-industri-bernilai-tinggi?utm_source=dlvr.it&utm_medium=blogger&utm_campaign=Google%20SariAgri.id

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama